Roti Modern dan Roti Jadul



Apa beda roti modern dan roti jadul? Ehm apa ya sepertinya dari bahan pengembang dan terigunya. Roti jadul umumnya teksturnya agak kasar dan cenderung padat. Sedangkan roti modern agak kopong dan teksturnya agak kenyal.

Semakin sulit menemukan roti jadul. Dulu di Malang ada roti Bima. Setahuku di dekat rumah juga ada pabrik roti. Tapi aku lupa kapan tepatnya pabrik roti itu berhenti.

Dulu bersantap roti serasa kemewahan. Kami menyambut roti tawar dengan gembira. Jarang-jarang kami menyantapnya. Roti itu disantap dengan susu hangat. Atau juga bisa diolesi dengan margarin dan gula pasir. Itu saja. Tapi kami gembira.

Roti yang sering kami beli dari pabrik roti dekat rumah adalah roti dengan taburan misis. Setahuku harganya Rp 75 pada masa itu. Rotinya mengeyangkan. Sehingga kami cukup menyantap satu roti untuk sarapan pagi.

Setelah pabrik roti itu pergi, kami kadang-kadang membeli roti di warung atau bakeri keliling. Wah rasanya gengsiku naik jika membeli roti bakeri keliling. Harganya lumayan mahal saat itu. Rp 250 per buahnya. Isiannya ada pisang keju, pisang cokelat, dan lainnya. Bentuknya menarik, rasanya sayang untuk disantap. Sepertinya roti bakeri inilah yang mengawali roti modern. Entahlah.

Lalu bermunculan merk roti. Saat itu yang beken adalah roti Holland. Roti long john keju dan misis cokelat jadi andalan. Teksturnya padat dan bikin kenyang.

Sejak era roti BreadTalk ada perubahan di dunia roti. Tekstur roti menjadi agak kenyal dan tak begitu padat. Di sini isian jauh lebih penting daripada rotinya sendiri.

Aku menduga pengembang dan jenis terigunya mungkin berbeda dengan jenis roti jadul. 




Hingga saat ini roti jadul masih berupaya untuk eksis. Masih ada penggemarnya meski makin terbatas. Sedangkan roti modern terus berkreasi dari segi tampilan dan isi.

Komentar

Postingan Populer