Apa Kabar Kue Nastarmu?

 

Tak ada tamu yang datang ke rumahku saat lebaran. Rumahku memang masih berantakan, renovasi rumah belum kunjung selesai terhambat dana dan ketersediaan tukang. Juga ada banyak kucing yang memenuhi rumah. Tapi aku sebenarnya malah suka ketika rumah sepi, hanya ada aku, pasangan dan para hewan berkumis yang nakal. Kue nastar pun hanya untukku. 

Karena sama-sama perantauan, kami tak pernah berlebaran di rumah. Lebaran di rumah hanya saat pandemi dua tahun berturut-turut. Tapi saat hari pertama kami sowan ke rumah mertua dan ke rumah kakak. Jadi kami tak pernah benar-benar berlebaran di rumah. 

Kue kering kami bawa sebagian ke rumah mertua. Lainnya kami simpan sendiri di rumah kami. Bukan untuk tamu, melainkan untuk kami sendiri. Kapan lagi kami menikmati kue kering kecuali saat lebaran. 

Kue kering yang paling cepat habis adalah kue nastar, lidah kucing keju, dan kue salju. 

Kue lidah kucing adalah favoritku. Apalagi jika ditambahkan parutan keju. Aroma vanilla berbaur dengan rasa keju yang gurih creamy. Sedap. Rasanya tak cukup satu wadah untuk aku sendiri. Sayangnya aku harus berbagi dengan pasangan. 

Kue salju adalah favorit pasangan. Ia suka jenis kue salju yang di dalamnya ada  kacang cincangnya. Ia habiskan sendiri kue kering ini, aku hanya makan beberapa. 

Nah kue favorit kami berdua adalah nastar keju. Nastar yang empuk dengan isian selai nanas yang tak pelit. Di atasnya ada parutan keju. Rasanya gurih, asam, manis. Nikmat. 

Menyantap kue nastar sebenarnya cukup dengan air putih. Atau jika ingin minuman hangat, bisa teh atau kopi yang tak banyak gulanya. Sambil mengetik atau menonton film, kue nastar pun lama-kelamaan berkurang. 


Sudah dua wadah ludes. Tinggal satu wadah tersisa yang kami hemat-hemat. Sementara kami makan jajanan lainnya saja agar kue nastar tak cepat berkurang. 


Omong-omong bagaimana kue nastar kalian?

Komentar

Postingan Populer