Bagiak Banyuwangi dan Bagea Manado



“Beli bagiak saja, Mbak, buat oleh-oleh orang rumah,” saran Ganda, juniorku sesama lulusan kampus di Surabaya. Wah namanya unik juga, bikin aku penasaran. Ketika aku melihat bungkusnya kemudian melihat penampakan kue ini, aku teringat pada sesuatu. Ya, bagiak, kue oleh-oleh Banyuwangi Jawa Timur ini mirip-mirip dengan kue yang biasa ditemui di  Manado, Sulawesi Utara.


Sebenarnya bukan sesuatu yang aneh jika makanan dari satu daerah mirip dengan daerah lainnya. Dengan adanya perpindahan manusia, bisa jadi memang terjadi pertukaran kebiasaan dan kultur kuliner. Tapi meskipun mirip biasanya ada sesuatu yang unik dan membedakan.

Kue Bagiak Banyuwangi ini dari segi rasa dan penampilan memang mirip dengan kue Bagea Manado. Namanya juga mirip, bukan?!

Kue Bagiak Banyuwangi ini terbuat dari tepung sagu, tepung larut atau arrowroot, gula, telur, mentega, kelapa parut, dan kayu manis. Teksturnya keras, tapi seperti mencair ketika bersentuhan dengan lidah. Paling enak jika kue ini dicelupkan dengan kopi atau susu baru kemudian disantap. Jadinya lebih empuk. Kalau saya sih sukanya menyantap kue ini dengan kopi tubruk. Pahit dan aroma kopi rasanya pas dengan Bagiak. Oh ya bentuk kue Bagiak ini ada yang bulat, ada juga yang lonjong.

Bahan kue Bagea juga mirip yaitu berbahan utama sagu. Bahan lainnya adalah kenari/kacang tanah, kayu manis, kelapa parut sangrai, gula kelapa, cengkeh, dan telur. Kalau dari segi rasa mirip sih dengan Bagiak hanya lebih gurih karena ada tambahan kacang-kacangan. Dua-duanya menurutku enak dan punya penggemar tersendiri. Bagea selain di Manado, juga ditemui di Palopo, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Maluku Utara. Daerah Indonesia Timur memang kaya akan tanaman sagu dan kenari. Ada yang tidak dioven melainkan dipanggang di atas bara setelah kuenya dibungkus daun. Alhasil ada tambahan rasa dan aroma yang khas. 


Ayah dan keponakan suka dengan oleh-oleh ini. Si keponakan meniru cara saya, mencelupkan kue Bagiak ini dengan kopi susu. Kue Bagiak yang tercelup kopi menjadi lebih empuk. Tapi kadang-kadang saya juga langsung menyantapnya tanpa mencelupkannya terlebih dahulu. Perbedaan cara menyantapnya memberikan pengalaman tersendiri baik dari rasa maupun teksturnya.

Kue Bagiak saat ini tidak hanya tampil satu rasa. Mengikuti rasa kekinian, maka Bagiak juga kaya varian, seperti rasa cokelat, kacang, pisang, wijen, nangka, keju dan sebagainya. Kue ini mudah dijumpai di toko oleh-oleh yang tersebar di Banyuwangi.

Selain kue Bagiak, waktu itu saya melihat Rambak Cumi. Kalau makanan yang satu ini saya juga menemukannya di toko oleh-oleh kota Malang sehingga tidak tahu daerah mana penghasilnya. Ketika bersentuhan dengan minyak panas maka rambak ini akan mekar dan matang. Enak dan gurih jadi camilan atau teman nasi sebagai pengganti kerupuk.

Komentar

Postingan Populer